Nama Wayan Mirna Salihin akhir-akhir ini sering terdengar. Itu terjadi setelah Wayan Mirna Salihin meninggal karena meminum kopi bersama temannya di kafe Oliver. Ia meninggal karena kopi Vietnam yang diminumnnya mengandung sodium sianida. Sodium sianida yang ditemukan di kopi mirna sudah dalam dosis mematikan yaitu sebesar 15 gram. Dengan dosis tersebut dapat membunuh 20 sampai 25 orang hanya dalam hitungan menit.
Kematian mirna ini membuat banyak orang ingin tahu. Mulai dari bagaimana kronologi kejadian, racun apa yang digunakan, apa saja bukti-buktinya, sampai kepada penetapan tersangkanya. Hal-hal tersebut sudah mendekati titik terang berdasarkan keterangan kepolisian.
Terlepas dari semua itu, apa salahnya kita melihat dari sudut pandang lain. Coba kita fikir, kasus ini langsung mengalahakan kasus-kasus pembunuhan yang lain. Padahal banyak kasus pembunuhan yang lebih sadis dari kasus ini. Atau kita dapat mengambil kesimpulan kopi lebih berbahaya dari pisau, parang, busur, senjata api dll. Yang mengganjal kenapa kasus Mirna menjadi pusat perhatian dan terkesan sengaja dibesar-besarkan. Apakah ada oknum tertentu dibalik semua ini, dan menggunakan kasus Mirna sebagai tameng untuk menutupi sesuatu yang "lebih besar" ? Entahlah.
Hal itu terjadi mungkin karena kasus mirna momennya bertepatan dengan "sesuatu yang besar tersebut", sehingga menjadikannya sebagai tameng pelindung. Tameng pelidung disini maksudnya dengan adanya kasus mirna, maka sedikit-demi sedikit perhatian masyarakat akan teralihkan dari "sesuatu yang besar tersebut" ke kasus mirna. Tapi kita juga tidak boleh langsung mengambil kesimpulan hanya sekedar berpendapat.
Apabila hal tersebut benar adanya, maka alangkah teganya oknum tersebut menggunakan orang yang telah meninggal sebagai tamengnya. Mereka tidak memikirkan keluarga korban yang berduka setelah kehilangan anggota keluarga mereka. Betapa tidak, keluarga korban tidak akan mudah menghilangkan kesedihannya karena berita dari kematian Mirna terus diulang-ulang di media.
Penulis disini hanya mengajak pembaca untuk berfikir. Jangan hanya memakan mentah dan mudah teralihkan oleh sesuatu yang hangat diperbincangkan. Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cerdas.
0 comments:
Post a Comment